Saya adalah tipe orang yang suka membantu menyelesaikan permasalahan orang lain dengan memberi berbagai pendapat dan jalan keluar, seringkali saya dilapori berbagai permasalahan dari teman, sahabat atau orang tua, mulai dari yang sederhana sampai yang rumit. Dan saya sangat senang bisa membantu orang lain dengan segala kemampuan yang saya miliki. :)
Lalu suatu saat ada sahabat saya yang saya cerca (baca=interogasi) dengan pertanyaan yang menyudutkannya. Saya melakukan demikian karena sahabat saya tersebut berkeyakinan akan melakukan sesuatu dan menyelesaikannya sampai akhir, namun di luar dugaan dia tidak konsekuen dengan apa yang dikatakannya. Saya sedikit terheran-heran dan kurang percaya, sehingga saya terus membombardirnya dengan berbagai pertanyaan. Saya menganggap yang dilakukannya tersebut sungguh kurang bertanggung jawab.
Perang mulut terjadi, saya melihat dia makin tersudut dan akhirnya satu kalimat keluar dari mulutnya, "kamu itu ya, tolong introspeksi diri kamu dulu sebelum menilai orang lain." :( Saya pun langsung tertegun dan diam, mulai merasa bahwa saya telah melakukan kesalahan, perkataan saya mungkin salah dan sedikit menyakiti hati sahabat saya tersebut. Saya hanya diam dan istighfar.
Setelah itu saya pun berusaha introspeksi diri, sambil menulis artikel ini. Saya sangat berterima kasih kepada sahabat saya tersebut karena telah mengingatkan saya, karena saya (manusia) itu tidak selamanya benar, pasti melakukan kesalahan meskipun telah berhati-hati. Ada dalil yang mengatakan bahwa "Orang yang cerdas adalah orang yang senantiasa introspeksi diri dan banyak beramal untuk bekal sesudah mati." Oleh karena itu, marilah kita selalu mengintrospeksi diri kita, jaga perkataan kita agar jangan sampai menyakiti hati orang lain, seperti sahabat, tetangga, keluarga atau kedua orang tua kita. Perbanyaklah berdzikir untuk selalu mengingat kebesaran Allah, Tuhan Semesta Alam.
Semoga bermanfaat :)
No comments:
Post a Comment